BAHAN AJAR

LIMA TAHAP PROSES MENULIS PUISI

Menulis puisi susah gak ya? Teori sih banyak tapi praktiknya susah. Tulisan di bawah ini mudah-mudahan bisa membantu menciptakan puisi.

Sampai saat ini, barangkali berjuta puisi telah dituliskan,
baik yang dipublikasikan di buku, di koran, di internet
maupun yang masih tetap mengendap di tangan penulis
atau bahkan sudah hilang, entah ke mana rimbanya.

Berbagai ragam tema bahasan juga pernah diungkapkan lewat
puisi, mulai dari kehidupan sehari-hari, budaya, sains, politik
dan tentu saja tentang cinta yang banyak sekali ditemukan,
khususnya puisi yang dituliskan oleh kaum remaja.

Tentu, puisi-puisi ini dilahirkan dari berbagai macam proses
kelahiran. Sebenarnya, jika dicermati, menurut pengalaman,
puisi itu merupakan ungkapan kata bermakna yang dihasilkan
dari berbagai macam proses kelahiran masing-masing.

Proses kelahiran ini ada beberapa tahap, antara lain :

1. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA DIRI
Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi
pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik.
Misalnya pada saat berkaca, akan lahir puisi :

Lelaki ganteng

kau memang ganteng
berkulit legam bukan berarti hitam
berambut ikal bukan berarti
tak bisa diluruskan
bisa, walau tak terlalu lama

2. TAHAP MENGUNGKAPKAN  RASA DIRI
Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan
rasa atau perasaan diri sendiri atas obyek yang bersinggungan
atau berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa sedih,
senang, benci, cinta, patah hati, dan lain-lain, misalnya
tatkala melihat meja, akan bisa lahir puisi :

Mejaku sayang

kakimu menghunjam,
luruh rapuh termakan usia,
takmampu kuganti yang baru,
ribuan puisi telah lahir dari dadamu
ku kan selalu sayang pada mu, sahabatku

3. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA OBYEK LAIN
Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di luar
diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata
bersayap atau metafora, misalnya tatkala melihat meja,
kemudian muncul gagasan untuk menulis puisi :

Meja tulis,

kakimu empat,
tanpa kuping tanpa mata.
hanya kayu persegi empat

Tatkala mendengar lagu, akan terlulis puisi :

Nyanyian Rindu,

lagu yang bagus,
suara yang merdu
penyanyinya muda belia

4. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA OBYEK LAIN
Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha mengungkapkan
perasaan suatu obyek, baik perasaan orang lain maupun benda-
benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia.
Misalnya tatkala melihat orang muda bersandar di bawah pohon
rindang, dapat terlahir puisi seperti di bawah ini.

Semilir Damai

sepoi kantuk memberat
kekar tangan berpeluh kering
ranting menjuntai gembira ria
menghibur yang berdamai santai
mengembara terlena mimpi yang fana

5. TAHAP MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN YANG BELUM HADIR
Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang
sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju
jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu,
menuju kejadian di masa depan.

Mengungkapkan Kehadiran yang belum hadir artinya melalui media
puisi, puisi dipandang mampu untuk menyampaikan gagasan dalam
menghadirkan yang belum hadir, yaitu sesuatu hal yang
pengungkapannya hanya bisa melalui puisi,
tidak dengan yang lain. Misalnya cita-cita anak manusia,
budaya dan gaya hidup masyarakat di masa depan, dan lain-lain.
Salah satu contoh yang menarik adalah lahirnya puisi paling tegas
dari para pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta,
atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) ,
dalam :

SOEMPAH PEMUDA

PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.

KEDOEA.  Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.

KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Begitulah kira-kira bunyi sumpah pemuda kala itu.
Saat Sumpah pemuda yang berbentuk puisi ini diikrarkan,
bangsa Indonesia masih tersekat-sekat dalam kebanggaan
masing-masing suku, ras dan bahasa serta masih dijajah
oleh kolonial Belanda. Melalui Puisi Sumpah Pemuda,
lambat laun terjadi pencerahan pada seluruh komponen bangsa
akan pentingnya persatuan, sehingga jiwa persatuan itu sanggup
dihadirkan di dalam setiap individu bangsa Indonesia,
meskipun kemerdekaan dan persatuan belum terwujud.
Dan menunggu sampai dengan di raihnya
kemerdekaan Republik Indonesia 17 agustus 1945.
Begitulah kira-kira tahapan proses lahirnya puisi,
Dan puisi kita sudah sampai pada tahap yang mana ?

wallahu a’lam.

Anda bisa mengunduh beberapa bahan ajar berupa bahan presentasi power poin yang digunakan saya pada setiap perkuliahan untuk berbagai mata kuliah, baik di Universitas Suryakancana, UMMI, maupun Universitas Terbuka. Silakan download di bawah ini.gratis kok!

Tulisan ini diambil dari : http://www.kapasitor.net

Konsep Dasar Budaya Sunda

Ragam Bahasa Sunda

Ragam bahasa Indonesia

Sistem Kekerabatan Urang Sunda

Sistematikan Penullisan Penelitian Tindakan Kelas

Sistematika Penelitian Deskriptif

Sajarah (Asal-Usul) Urang Sunda

PAPAGON HIRUP URANG SUNDA

23 thoughts on “BAHAN AJAR

  1. Ass,,bpk saya mhasiswa yk 2 PBSI-FKIP UNSUR. saya sudah mendwnld mteri dari bpk. tapi berhubg file’y berbentuk rar jd sy sulit membukanya. bs tdk kl bpk bwt di word atau pdf aja?
    blognya bagusss pak…
    ttp smangat^_^

  2. Ass… P’ saya mhsswi FKIP-PBSI 2A UNSUR, blog bpk bgs,,,,dh.
    td’y saya ingin mndwnld materi sastra sunda, tapi ssh di buka. he,he….
    kesan prtma ktmu bpk, bpk orangnya mnyenangkan.
    mdh2n z saya jadi smngt bljrnya…..
    he,he….
    stu pntun bwt bpk. saninten buah saninten, di bantun kaparapatan, hapunten abdi hapunten, bilih aya kalepatan.

  3. ass… bapa saya fahmi dari unsur pbsi 2a…

    mw download tntng undak usuk bahasa sunda ada tidak pa..??hee…

    nnti klmpok mii mmbahasa tntng itu..!!!!

  4. Asss
    pakkk…ini weni PBSI 2A tentang materi “maca” meni ga ada di buku… susuganan aya di sini. hweeeee…mau nyuri y pak api2na..hwe
    mangkaning abdi bade presentasi… adwuh..mi sesah.. tp sawios ketang.. janten motivasi kanggo abdi.. kanggo kenang”an ti bpk pami abdi kaluar ti unsur..hweeee…
    mikum dai ah..

Tinggalkan komentar